Sabtu, 29 Maret 2014

Para Pujangga Palangka Raya Berkumpul di Malam Puisi Palangka Raya



Sebutan “Pujangga” sudah melekat erat bagi mereka yang menikmati dunia fiksi –puisi–. Pujangga-pujangga inilah yang sering melahirkan sebuah karya puisi atas perasaan yang dituangkan pada rangkaian kata. Terkadang mereka-mereka ini dikenal memiliki hati yang melankolis dan romantis.

Komunitas ini berawal dari adanya komunitas Malam Puisi yang lebih dahulu berdiri di Bali. Malam Puisi di Bali sebagai Induk bagi Malam Puisi Palangkaraya (MPPLK). Kota Palangka Raya adalah kota ke- 29 yang membentuk Komunitas Malam Puisi.



 




Awal terbentuk MPPLK pada tanggal 25 desember 2013, masih terdiri dari lima orang –Rinaldy Alifansyah, Azka Mutia, Nuri, Nana Asifah, dan Gema-. Namun, seiring berjalannya waktu penyelenggaran acara setiap bulannya, anggota dari Komunitas ini semakin bertambah. Bertambahnya komunitas juga ditunjang dengan adanya penggerak di komunitas MPPLK.

“Dengan adanya Komunitas Malam Puisi Palangkaraya ini kami ingin mengumpulkan penikmat puisi di Palangka Raya,” ucap Avriany selaku Humas MPPLK.



Komunitas ini selalu mengadakan acara Malam Puisi di setiap bulan pada minggu ketiga atau keempat dengan mengangkat tema yang berbeda-beda. Tepat di tanggal 18 januari 2014 untuk pertama kalinya Komunitas ini menggelar Malam Puisi yang mengangkat tema Ibu di Pelabuhan Tugu. Suasana terasa romantis karena didukung oleh latar belakang Jembatan Kahayan pada malam hari, serta bulan purnama yang muncul pada malam tersebut.


Jumat (21/3) Malam, bertepat di salah satu CafĂ©, MPPLK baru menyelenggarakan Malam Puisi di bulan ketiga dengan mengangkat tema ‘Syair Kepada Alam’. Alasan mengangkat tema ini untuk menunjukan bahwa puisi itu tidak hanya berkaitan dengan cinta saja tetapi juga alam. Terlebih, dengan tema ini MPPLK ingin menunjukan simpati atas gejolak alam yang dialami di beberapa daerah di Indonesia.

Melalui slogan ‘Datang, Dengar, dan Bacakan Puisimu!’ mereka yang hadir pada acara yang digelar MPPLK setiap bulannya tidak hanya anggota dari komunitas tersebut. Melainkan mereka juga mengundang dari Komunitas lain, terlebih Komunitas yang berkaitan dengan tema yang tengah diangkat. Tidak menutup kemungkinan mengundang dari umum yang memang menyukai puisi.


Puisi-puisi yang dibacakan tidak hanya puisi hasil karya sendiri. Melainkan, bisa membaca puisi karya orang lain bahkan karya Penyair yang sudah terkenal.




“Kami berharap kedepannya bisa mengadakan acara yang tidak hanya mencakup pembacaan sastra puisi saja, tetapi juga mencakup hal-hal positif lainnya. Dan tidak menutup kemungkinan bekerjasama dengan komunitas lain, serta masih mengajak anak muda pencinta puisi untuk bergabung di Malam Puisi Palangka Raya” terang Avry saat diwawancarai pada acara ‘Syair Kepada Alam’. 

****
Foto Dokumentasi Penulis **