Dunia maya (dumay) tidak hanya
bisa dimanfaatkan sebagai ajang mencurahkan isi hati dengan update status di media sosial. Tetapi,
juga bisa mempertemukan teman baru dari berbagai wilayah di seluruh dunia.
Sehingga, perkenalan baru tersebut bisa digunakan untuk membuat sebuah
komunitas.
“Identitas
komunitas ini tentu berkaitan dengan urusan dunia jepret menjepret. Dasarnya
bukan soal kamera apa yang digunakan melainkan minat fotografi dan yang aktif
menulis di kompasiana,” ungkap Ajie Nugroho salah satu pendiri Kampret .
Kesadaran atas minat tersebutlah
yang menggerakkan Kampret terus berkembang. Sedikit demi sedikit mulailah sharing ilmu dalam fotografi yang
dikemas dalam bentuk tutorial maupun
permainan. Sharing ilmu fotografi ini bukan hanya teknik dasar tetapi juga
terkait penyajian sebuah foto sehingga menjadi lebih menarik dengan editing foto.
Meski
dipertemukan melalui dumay, tidak menutup kemungkinan anggotanya tidak bisa
bertemu. Karena, Kampret juga sudah pernah menyelenggarakan kopi darat (kopdar)
akbar. Dengan kopdar akbar ini anggota yang dulu hanya sekedar menyapa di dumay
dapat bertatap muka.
Bahkan,
sejak kopdar akbar tersebut keriuhan canda anggota Kampret semakin ramai. Karena
melalui akun blog yang mereka miliki diadakannya Weekly Photography Challenge
(WPC). Dimana anggotanya ditantang untuk membuat foto sesuai tema yang
ditentukan setiap bulan, lalu menuliskan artikel tentang foto tersebut.
*****
Foto: Sebagian dokumentasi penulis, sebagian dokumentasi Kampret. **