Sabtu, 28 Juni 2014

KTP Jadi Wadah Bagi Sanggar Teater


Diawali karena melihat banyaknya sanggar teater yang ada di Palangka Raya, maka terbentuklah Komunitas Teater Palangka Raya (KTP). Di dalam KTP sendiri ini tentunya melingkupi beberapa sanggar yang ada di Palangka Raya, seperti Sanggar Teater Srikandi, Sanggar Teater Bianglala, Sanggar Teater Terapung dan Teater Tunas serta Institute Teater Bakumpulan.



  Muhammad Alimulhuda atau yang biasa disapa Huda merupakan salah satu koordinator KTP menceritakan bahwa awal mula KTP ini hanya terdiri dari empat sanggar. Kemudian, berdasarkan informasi yang didapat ternyata di Palangka Raya masih ada sanggar teater. Maka, bertambah satu lagi kehadiran kelompok pecinta teater. Tetapi, tidak menutup kemungkinan jika nanti ada lagi sanggar teater. Karena, Huda sendiri mengakui belum mengorganisir keberadaan sanggar lain di Palangka Raya.



“Tujuan utama sebagai wadah silaturahmi antar sanggar teater di Palangka Raya. Awalnya kan masing-masing berdiri sendiri, sekarang dibuat wadah untuk berkumpul. Tetapi, tidak sekedar hanya berkumpul. Sesekali kami berkumpul untuk membicarakan, tukar ide untuk sebuah produksi pementasan bersama,” ungkap Huda.

Beberapa pementasan telah mereka lakukan, dengan mengatasnamakan KTP. Seperti saat awal terbentuknya KTP, sekitar tahun 2008 mengisi pementasan pertama di Pontianak. Selain itu, di Surabaya pada tahun 2010, di Samarinda tahun 2011, di Banjarmasin tahun 2013, hingga di Jakarta tahun 2014 ini.

Saat di Jakarta, pementasan yang mereka tampilkan adalah pentas teater tradisional. Dimana, tidak menggunakan naskah. Hanya ditentukan beberapa adegan, kemudian masing-masing peran berdialog sesuai keinginan.

Ketika disinggung mengenai perbedaan dan kepentingan masing-masing sanggar. Huda menjelaskan bahwa sejauh ini perbedaan tersebut tidak menjadi masalah. Karena, dengan adanya perbedaan tersebut memperkuat keberadaan KTP dengan saling menghargai.

“Ketika masuk KTP tidak membicarakan persanggar, tetapi sudah membicarakan mengenai KTP. Kita berangkat, membawakan naskah apa dan ya mengatasnamakan KTP” tambahnya.

Dikarenakan KTP ini berupa perkumpulan sanggar, tentunya kondisi waktu menjadi kendala. Dimana saat KTP ingin mengumpulkan masing-masing sanggar membicarakan sebuah produksi, harus disesuaikan dengan jadwal latihan masing-masing sanggar tersebut.

Sama halnya dengan penentuan tempat berlatih, semua dikondisikan secara fleksibel. Tetapi, Huda mengatakan bahwa sejauh ini latihan bersama sering dilakukan di tempat latihan Sanggar Terapung yang berada di Jalan Rajawali. Tentunya, penentuan tempat latihan sudah dikoordinasikan ke masing-masing sanggar.




 ********
** Semua foto dokumentasi KTP **