Setiap malam, ia berdiri di atas genteng
Gigil dingin merangkul bahu
Tangannya mendekap erat
Masih sabar menunggu
Mengunyah buah apel
Melirik detak jam di tangan
Sesekali nafas terdengar berat dihembuskan
Dan sesekali batu kerikil terdorong
Terjun bebas ke halaman
Oleh kaki mungilnya
Kantuk menggelantung di mata
Dibekapnya jaket berbulu
Hangatnya sementara
Warna awan semakin gelap
Diantara hitam pekat
Kemerlip bintang semakin terang
Ia tersenyum
Mendapati bintang yang ditunggu
Satu, dua..
Ia memejamkan mata
Sambil berkata
"Bintang kejora, kau saksi atas rinduku padanya"
(GeeR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar