Diawali karena melihat banyaknya
sanggar teater yang ada di Palangka Raya, maka terbentuklah Komunitas Teater
Palangka Raya (KTP). Di dalam KTP sendiri ini tentunya melingkupi beberapa
sanggar yang ada di Palangka Raya, seperti Sanggar Teater Srikandi, Sanggar
Teater Bianglala, Sanggar Teater Terapung dan Teater Tunas serta Institute
Teater Bakumpulan.
Saat di Jakarta, pementasan yang
mereka tampilkan adalah pentas teater tradisional. Dimana, tidak menggunakan
naskah. Hanya ditentukan beberapa adegan, kemudian masing-masing peran
berdialog sesuai keinginan.
“Ketika masuk KTP tidak membicarakan persanggar,
tetapi sudah membicarakan mengenai KTP. Kita berangkat, membawakan naskah apa
dan ya mengatasnamakan KTP” tambahnya.
Muhammad Alimulhuda atau yang
biasa disapa Huda merupakan salah satu koordinator KTP menceritakan bahwa awal mula KTP ini hanya terdiri dari empat sanggar.
Kemudian, berdasarkan informasi yang didapat ternyata di Palangka Raya masih
ada sanggar teater. Maka, bertambah satu lagi kehadiran kelompok pecinta
teater. Tetapi, tidak menutup kemungkinan jika nanti ada lagi sanggar teater.
Karena, Huda sendiri mengakui belum mengorganisir keberadaan sanggar lain di
Palangka Raya.
“Tujuan utama sebagai wadah
silaturahmi antar sanggar teater di Palangka Raya. Awalnya kan masing-masing
berdiri sendiri, sekarang dibuat wadah untuk berkumpul. Tetapi, tidak sekedar
hanya berkumpul. Sesekali kami berkumpul untuk membicarakan, tukar ide untuk
sebuah produksi pementasan bersama,” ungkap Huda.
Beberapa pementasan telah mereka lakukan, dengan
mengatasnamakan KTP. Seperti saat awal terbentuknya KTP, sekitar tahun 2008
mengisi pementasan pertama di Pontianak. Selain itu, di Surabaya pada tahun
2010, di Samarinda tahun 2011, di Banjarmasin tahun 2013, hingga di Jakarta
tahun 2014 ini.
Ketika disinggung mengenai
perbedaan dan kepentingan masing-masing sanggar. Huda menjelaskan bahwa sejauh
ini perbedaan tersebut tidak menjadi masalah. Karena, dengan adanya perbedaan
tersebut memperkuat keberadaan KTP dengan saling menghargai.
Dikarenakan KTP ini berupa
perkumpulan sanggar, tentunya kondisi waktu menjadi kendala. Dimana saat KTP
ingin mengumpulkan masing-masing sanggar membicarakan sebuah produksi, harus
disesuaikan dengan jadwal latihan masing-masing sanggar tersebut.
Sama halnya dengan penentuan
tempat berlatih, semua dikondisikan secara fleksibel. Tetapi, Huda mengatakan
bahwa sejauh ini latihan bersama sering dilakukan di tempat latihan Sanggar
Terapung yang berada di Jalan Rajawali. Tentunya, penentuan tempat latihan
sudah dikoordinasikan ke masing-masing sanggar.
********
** Semua foto dokumentasi KTP **